Tentang Antasida


Dulu ketika kecil, sekitaran SD kelas 1-5 aku sangat akrab dengan dua jenis obat, yang pertama adalah suplemen besi karena waktu kecil aku sangat susah makan dang a pernah tidur siang, sehingga aku terkena anemia. Saking parahnya aku pernah seminggu tidak bisa bangun dari tidur, setiap bangun dan mencoba berdiri kepala terasa amat sakit dan pusing. Obat kedua yang akrab dengan aku adalah obat golongan antasida, sakit maag yang aku alami ketika kecil terhitung parah, aku inget banget sampai dokter pernah meresepkan braxidin (klordiazepoksid) untuk menghilangkan sakit di perutku.

Yang ingin aku tulis sekarang adalah obat golongan antasida. Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi terhadap akibat yang ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Asam ini secara alami mengakibatkan kondisi isi perut menjadi asam, yakni antara kisaran PH 2-3. Lambung, usus dan esophagus sendiri (yang juga terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme. Apabila kadar asam yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme perlindungan ini tidak terlalu kuat/kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan esophagus terhadap kerja asam lambung mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tersebut dan menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu hati terasa terbakar.

Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi “terlalu” asam tersebut, selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam, enzim ini diketahui juga berperan dalam menimbulkan kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia.

Penting untuk diketahui bahwa ketika dikonsumsi pada saat perut kosong, antasida hanya menghasilkan efek sekitar 20-40 menit, karena secara cepat antasida akan terdistribusi ke duodenum. Jika dikonsumsi sesudah makan, antasida dapat memberikan efek selama kurang lebih 3 jam, hal ini disebabkan karena adanya makanan akan memperlambat “penghilangan” antasida dari dalam lambung. Sangat penting diingat, bahwa ketika menggunakan antasida anda harus berkonsultasi dengan apoteker untuk menghindari adanya interaksi antara antasida dan obat-obat lain.

Antasida umumnya digunakan untuk mengatsi gejala seperti rasa terbakar pada ulu hati, sakit perut dan mual yang diakibatkan oleh produksi berlebih dari asam lambung.

Jenis-jenis obat antasida dan karakteristiknya

Aluminium karbonat Dapat digunakan dalam terapi hiperfosfatemia (abnormalitas kadar fosfat dalam darah) dengan cara mengikat senyawaan fosfat di saluran cerna sehingga menghambat proses absorbsinya. Karena kemampuan ini juga aluminium karbonat dapat digunakan untuk mencegah pembentukan batu ginjal (batu ginjal terbentuk dari berbagai macam senyawaan salah satunya adalah fosfat)
Calcium karbonat Dapat digunakan pada kondisi kekurangan kalsium contohnya osteoporosis posmenopause
Magnesium karbonat Dapat digunakan pada kasus defisiensi magnesium

Beberapa jenis antasida tersebut memiliki perbedaan terutama dalam efek menetralkan asam lambung, istilah yang dipake untuk menjelaskan hal ini adalah ANC (antacid neutralizing capacity). ANC disajikan dalam bentuk perbandingan mEq, dan FDA mengklasifikasikan per dosis antasida harus punya efek menetralkan asam sebesar ≥5 mEq per dosisnya. Antasida yang baik harus punya kemampuan penetralan yang baik dan juga cepat. Natrium bikarbonat dan kalsium karbonat memiliki kemampuan menetralkan yang terbesar tapi penggunaan jangka panjang sebaiknya dihindari karena efek samping yang mungkin dapat terjadi.

Kemampuan melarut antasida dalam asam lambung berbeda-beda. Natrium bikarbonat dan magnesium oksida mempunyai kemampuan melarut yang cepat dan menghasilkan efek buffer yang relative cepat, sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium karbonat memiliki kemampuan melarut yang agak lambat. Antasida dalam bentuk sediaan suspensi umumnya mempunyai kemamapuan melarut yang lebih cepat dibandingkan bentuk tablet maupun serbuk/puyer. Untuk tablet antasida sangat penting untuk dikunyah terlebih dahulu ketika dikonsumsi.

Perbedaan lain di antara antasida adalah lama kerjanya (berapa lama antasida menghasilkan efek menetralkan asam lambung). Natrium bikarbonat dan magnesium oksida memiliki lama kerja yang pendek, sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium karbonat memiliki lama kerja yang lebih panjang. Kombinasi antara aluminium dan magnesium memiliki kemampuan penetralan dalam skala menengah.

Meskipun relative aman, antasida juga memiliki efek samping yang harus diwaspadai. Efek samping itu antara lain, adanya hiperasiditas rebound, dan milk alkali syndrome. Untuk aluminium hidroksida efek samping konstipasi dapat muncul. Sedangkan antasida magnesium memiliki efek laxative (pencahar) dan dapat meningkatkan kadar magnesium dalam darah pada pasien gagal ginjal.

Pos ini dipublikasikan di Terapi obat. Tandai permalink.

6 Balasan ke Tentang Antasida

  1. neni s berkata:

    makazih informasi ini mnjadi bahan tuk tugas kuliah!

    Suka

  2. evi sulvi berkata:

    thanks ats inf0x….

    Suka

  3. Haerul Affandi berkata:

    Penggolongan antasida,kapan di gunakan,mekanisme dan contoh obatnya apa???

    Suka

  4. This is really interesting, You are a very skilled blogger.

    I have joined your rss feed and look forward to seeking more
    of your fantastic post. Also, I have shared your website in my social networks!

    Suka

  5. setio27 berkata:

    nice infonya bray..
    mampir juga yah http://setiobekti27.wordpress.com/biologi/ silahkan dicaci blog ane..

    Suka

Tinggalkan komentar